Sabtu, 28 Maret 2015

jenis bencana alam

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah, serta karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Epidemiologi Bencana Alam”. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada junjungan habibbana wanabiyyana Muhammad saw, yang insya Allah akan diberikan syafa’at kapada kita semua di Yaumil qiyamah nanti. Amiin.
Makalah ini kami susun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Epidemiologi Bencana dan Dampaknya”. Dengan segenap kerendahan hati tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada para dosen mata kuliah tersebut. Kami menyadari dengan segenap hati bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah kami yang akan datang. Demikian atas perhatianya kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfa’at bagi kita semua.


Banda Aceh, 01 November 2014

Penulis    



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bencana Alam di Indonesia 10 Tahun Terakhir, Indonesia merupakan negara dengan intensitas bencana yang cukup tinggi. Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia di antaranya seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir, angin puting beliung, dan lain-lain. Sekitar 13 % gunung berapi dunia yang berada di kepulauan Indonesia berpotensi menimbulkan bencana alam dengan intensitas dan kekuatan yang berbeda-beda.
Sejak tsunami Aceh 26 Desember 2004, silih berganti bencana terjadi di wilayah Indonesia mulai dari banjir, gempa bumi, tanah longsor, dan angin puting beliung. Salah satu disiplin ilmu yang memiliki banyak peran dalam penanggulangan bencana adalah epidemiologi. Sejak saat itu, studi-studi epidemiologi mengenai bencana alam (disaster epidemiology) mulai berkembang di Indonesia. sementara di Jepang dan Amerika Serikat yang juga kerap dilanda bencana alam, pendekatan sains dalam mengatasi bencana sudah lama berlangsung. Wilayah perhatian epidemiologi bencana adalah invesitigasi wabah, pemetaan masalah kesehatan, dan pencarian solusi untuk peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat di daerah bencana serta para pengungsi.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apakan yang dimaksud bencana alam?
1.2.2        Apa saja macam-macam bencana alam?
1.2.3        Bagaimana cara penanggulangan bencana alam?
1.2.4        Apa saja dampak yang terjadi akibat bencana alam?
1.3  Tujuan Penulisan
1.3.1        Untuk mengetahui pengertian bencana alam.
1.3.2        Untuk mengetahui macam-macam bencana alam.
1.3.3        Untuk mengetahui cara mengatasi bencana alam.
1.3.4        Untuk mengetahui dampak akibat bencana alam.
BAB II
PEMBAHSAN

2.1 Defenisi Bencana Alam
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
2.2 Macam-macam Bencana Alam
2.2.1 Defenisi Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa. Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi.
Seperti,Gempa Bumi Sumatera Barat 2009 Gempa ini terjadi dengan kekuatan 7,6 SR di lepas pantai Sumatera Barat, pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barta.
Menurut data Satkorlak PB, banyaknya 6.234 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota dan 4 kabupaten diSumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.
Tsunami 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam, Nias, Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika. Ketinggian tsunami mencapai 35 meter karena gempa bumi tektonik berkekuatan 8,5 SR berpusat di Samudra India (2,9 LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km (di laut berjarak sekitar 149 km selatan kota Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam). Gempa itu disertai gelombang pasang (Tsunami) yang menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia (Aceh dan Sumatera Utara), Sri Langka, India, Bangladesh, Malaysia, Maladewa dan Thailand.
Menurut Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) jumlah korban tewas akibat badai tsunami di 13 negara mencapai 127.672 orang. Namun jumlah korban tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang sebenarnya tidak akan pernah bisa diketahui, diperkirakan sedikitnya 150.000 orang. PBB memperkirakan sebagian besar dari korban tewas tambahan berada di Indonesia. Sementara itu data jumlah korban tewas di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Kementerian Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utara
Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, yaitu akibat bencana gempa dan tsunami terhadap lingkungan :

a.      Longsor                                                                          
Gempa bumi adalah getaran yang ditimbulkan karena adanya gerakan endogen. Hentakan gempa dan bergoyangnya tanah menyebabkan keluarnya tanah  dan massa batuan yang menyebabkan tanah longsor, lumpur, dan longsornya batuan di atasnya. Semua ini mendorong terjadinya kerusakan dan kerugian pada kehidupan di muka bumi ini.
b.      Kerusakan bangunan
Gelombang pada gempa bumi menyebabkan lapisan tanah bergerak, menggoyangkan bangunann gedung dan menyebabkan kontruksi bangunan menjadi tidak kokoh atau kerangka bangunan menjadi lemah, bahkan sebagian atau keseluruhan bangunan menjadi runtuh. Bergoyangnya lapisan tanah juga melemahkan tanah dan bahan material fondasi dibawah kerangka bangunan serta bisa menyebabkan perubahan yang dramatis dalam susunan tanah halus dan tanah jenis berbutir/pasir selama terjadinya gempa, tanah jenuh yang berpasir menjadi seperti cairan lumpur. Proses nya disebut pencairan. Proses pencairan menyebabkan kerusakan pada material fondasi tanah dan kerangka bangunan menjadi lemah.
c.       Banjir
Gempa bumi juga bisa menyebabkan air dalam sebuah waduk atau danau mengalir k berbagai arah atau tumpah kembali dan keluar. Air yanga mengalir dalam jumlah besar tersebut akan memenuhi sungai-sungai dibawahnya akibat rusaknya danau atau jebolnya waduk akibat gempa..
d.      Kebakaran
Akibat gempa yang lain adalah kebakaran. Bencana susulan ini biasanya terjadi didaerah pemukiman padat penduduk maupun gedung bertingkat, hal itu disebabkan oleh bahan bangunan gedung, bahan material apartemen maupun permukiman padat penduduk yang digunakan. Jika bahan tersebut sangat rentan terhadap api, kebakaran bisa terjadi. Kebakaran bisa pula karena putusnya aliran listrik tiba-tiba sehingga terjadi percikan api atau meledaknya tabung gas dan pipa gas karena bocor setelah terjadinya gempa.
e.      Polusi udara
Kebakaran karena rusaknya installasi bangunan mengakibatkan tercemarnya udara karena meningkatnya gas karbondioksida CO2
f.        Perubahan struktur tanah dan batuan
Dengan adanya getaran serta gerakan yang disebabkan oleh tenaga endogen maka struktur tanah akan berubah dan mengalami kerusakan
g.      Krisis air bersih
Getaran dan goncangan besar karena gempa mengakibatkan aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan saluran bawah tanah rusak.
h.      Tsunami
Selain itu gempa bumi juga dapat mengakibatkan tsunami. Gelombang tsunami disebabkan oleh adanya gempa bumi tektonik yang dahsyat di dasar laut atau hiposentrumnya dibawah dasar laut. Gempa tersebut terjadi karena adanya gesekan lempeng litosfer.
i.        Degradasi lahan dan kerusakan bentang lahan
Rusaknya struktur tanah dan terkikisnya lapisan tanah yang disebabkan oleh gempa dan tsunami akan berdampak bagi manusia dan mahluk hidup lainnya. Degradasi lahan akan mengakibatkan penurunan produktivitas, migrasi, ketidakamanan pangan, bahaya bagi sumberdaya dan ekosistem dasar, serta kehilangan biodiversitas melalui perubahan habitat baik pada tingkat spesies maupun genetika. Selain itu degradasi lahan akan berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang bergantung pada lahan sebagai sumber penghidupannya berupa meningkatnya angka kemiskinan.
j.        Hilangnya makhluk hidup dan munculnya penyakit
Bencana gempa dan tsunami menghilangkan nyawa manusia tumbuhan dan hewan akibat tertimpa runtuhan serta tersapu oleh gelombang air yang besar. Beberapa jenis keanekaragaman hayati terancam akan menyebabkan perubahan pada komposisi dan penyebaran geografis ekosistem. Setiap individu harus beradaptasi pada perubahan yang terjadi, sedangkan habitatnya akan terdegradasi. Spesis yang tidak dapat beradaptasi akan terancam punah. Pada wilayah pantai rusaknya ekosistem pantai seperti terumbu karang, serta hutan bakau bahkan usaha tambak nelayan dan pemukiman. Rusaknya lahan pertanian akan menyebabkan kerawanan pangan, kemiskinan dan penyakit.
 Timbulnya penyakit adalah hal yang paling di khawatirkan, terutama di negara berkembang dan negara miskin. Hal itu disebabkan karena tidak memadainya air, sanitasi dan fasilitas kesehatan. Dengan demikian, penyakit dan infeksi akan mudah berkembang dan menyebar.

2.2.1.1 Dampak Gempa
Dampak Positif & Negatif Gempa Bumi
a.  Dampak positif
·      Menciptakan alat-alat tekhnologi pendeteksi gempa.
·      Menjadikan kita peduli pada sesama.
·      Meningkatkan kewaspadaan manusia.
·      Menjadi tempat pariwisata.
·      Menjadi sumber berita.
·      Mengurangi kepadatan penduduk.

b. Dampak negative
·      Membuat banyak orang meninggal.
·      Merusak fasilitas umum.
·      Wilayah menjadi rusak.
·      Banyaknya pengangguran karena kantornya hancur.
·      Berkurangnya sumber daya alam dan sumber daya manusia.
·      Jaringan transportasi dah komunikasi terganggu.

2.
2.1.2 Penanggulangan Gempa
Jika berada di dalam gedung, maka bersikap tenang dan tidak panik. Segera berlindung di bawah meja yang kuat atau tempat-tempat yang aman, jauh dari lemari tinggi, cermin, dan jendela kaca. Tunggulah sampai getaran berhenti. Berlari keluar bangunan sebelum getaran berhenti malah membahayakan keselamatan jiwa. Jika sedang berada di dapur, harus berpikir dan bertindak cepat. Segera matikan kompor dan cepat berlindung di kolong meja ataupun berdiri di antara bingkai pintu yang kuat.
Jika berada di luar, berlindunglah di tempat terbuka yang cukup datar. Menjauhlah dari tempat yang berdekatan dengan dinding batubata yang tinggi, gedung yang tinggi, tiang/kabel listrik, serta pohon-pohon yang tinggi. Hindari berlindung di bawah jembatan.
Jika sedang mengemudikan mobil, segera hentikan di pinggir jalan yang jauh dari jembatan penyeberangan, kabel-kabel listrik, dan gedung tinggi. Tetap tinggal di dalam mobil hingga gempa berhenti.
Jika sedang berada di dalam gedung bertingkat, tetap berada di lantai tersebut dan berlindung di bawah meja atau tempat-tempat yang aman, jauh dari lemari-lemari tinggi, cermin, jendela kaca hingga getaran berhenti. Setelah itu turun dengan memakai tangga darurat. Hindari menggunakan lift. Tidak panik ketika listrik mati dan/atau alarm kebakaran berbunyi.
Jika sedang berada di dalam ruangan yang ramai, tidak terburu-buru lari ke pintu keluar karena setiap orang mungkin juga ingin segera keluar, sehingga terjadi desak-desakan yang akan lebih berbahaya. Ajaklah orang-orang di sekitar untuk bersikap tenang. Lakukan seperti apa yang telah dijelaskan untuk keadaan bila sedang berada di dalam bangunan.
2.2.2 Epidemiologi Angin Kencang
Cuaca buruk berupa hujan deras, angin kencang dan gelombang laut tinggi yang melanda sebagian besar wilayah di tanah air akhir-akhir ini harus diwaspadai oleh seluruh lapisan masyarakat. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa gangguan sistem cuaca di atmosfir kita akhir-akhir ini disebabkan oleh gangguan tropis dampak menghangatnya suhu muka laut perairan Indonesia, disamping faktor  yang masih berlangsung hingga saat ini.
1.      Angin Topan
        Angin Topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa. Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca. Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam. Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai.
2.      Angin Puting Beliung
      Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Orang awam menyebut angin puting beliung adalah angin “Leysus”, di daerah Sumatera disebut “Angin Bohorok” dan masih ada sebutan lainnya. Angin jenis ini yang ada di Amerika yaitu “Tornado” mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pacaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan terlempar.
      Ciri-ciri datangya angin puting beliung adalah pada waktu siang hari terlihat adanya awan putih menjulang tinggi seperti bunga kol, kemudian berkembang menjadi awan gelap yang disertai hembusan udara dingin, dan angin mulai menggoyangkan pepohonan ke kiri dan ke kanan, tidak lama kemudian angin semakin cepat dan diikuti hujan lebat dan terkadang disertai hujan es. Terlihat di awan hitam pusaran angin berbentuk seperti kerucut turun menuju tanah (bumi).
Adapun tanda-tanda akan adanya angin puting beliung adalah :
1.      Biasanya kalau ada suhu udara sangat panas terutama satu hari sebelumnya udara panas pada malam hari ini patut di waspadai karena kalau tidak hujan ada angin kencang.
2.      Pada pagi hari sekitar sebelum pukul 12 terlihat tumbuh awan yang berlapis-lapis dan diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi. Apalagi kalau angin tersebut sangat hitam kelabu maka biasanya hujan dan anginpun tiba.
3.      Awan yang berlapis tersebut proses berikutnya adalah awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam sangat gelap, seperti penjelasan poin 2.
4.      Di sekitar rumah anda banyak pohon coba amati dan perhatikan pepohonan tersebut, apakah ada dahan atau ranting yang sudah bergoyang sangat cepat. Biasanya tidak akan lama lagi hujan dan angin kencang pun akan tiba.
5.      Selanjutnya udara dingin terasa disekitar kita ketika langit gelap gulita mendung berwarna hitam gelap dan pepohonan sudah menampakkan bergoyang.
6.      Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan tiba-tiba dengan sangat deras, kalau hujan gerimis maka angin kencang masih jauh dari linkungan kita.
7.      Adanya sambaran petir yang cukup keras meski tidak hujan, apabila kejadian tersebut dirasakan oleh kita maka tidak menutup kemungkinan hujan lebat dan petir serta angin kencang akan terjadi.
8.      Adanya hujan sangat lama hingga berhari-hari maka bisa menimbulkan angin puting beliung, jangankan hanya hujan 1 jam saja angin sudah kencang.

2.2.2.1 Dampak yang ditimbulkan Angin Kencanag
Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan kerugian bagi manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Kerusakan yang dilimbulkan oleh angin kencang diantaranya:

1.      Menyebebkan kerusakan atau kehancuran bangunan
2.      Merusak jaringan listrik
3.      Mengangkat dan memindahkan benda-benda yang tidak stabil
4.      Membahayakan keselamatan
5.      Mengakibatkan banjir

2.2.2.2 Upaya Penanggulangan Angin Kencang
a.       Sebelum Datangnya Angin
·           Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan terkini cuaca setempat
·           Waspadalah terhadap perubahan cuaca
·           Waspadalah terhadap angin topan yang mendekat.
·           Waspadalah terhadap tanda tanda bahaya sebagai berikut:
·           Langit gelap, sering berwarna kehijauan.
·           Hujan es dengan butiran besar
·           Awan rendah, hitam, besar, seringkali bergerak berputar
·           Suara keras seperti bunyi kereta api cepat
·           Bersiaplah untuk ke tempat perlindungan ( bunker ) bila ada angin topan mendekat

b.      Saat Datangnya Angin
·         Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan (bunker)
·         Jika anda berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung perkantoran, sekolah, rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit, maka yang anda harus lakukan adalah segera menuju ke ruangan yang telah dipersiapkan untuk menghadapi keadaan tersebut seperti sebuah ruangan yang dianggap paling aman, basement, ruangan anti badai, atau di tingkat lantai yang paling bawah. Bila tidak terdapat basement, segeralah ke tengah tengah ruangan pada lantai terbawah, jauhilah sudut sudut ruangan, jendela, pintu, dan dinding terluar bangunan. Semakin banyak sekat dinding antara diri anda dengan dinding terluar gedung semakin aman. Berlindunglah di bawah meja gunakan lengan anda untuk melindungi kepala dan leher anda. Jangan pernah membuka jendela.
·          Jika anda berada di dalam kendaraan bermobil, segeralah hentikan dan tinggalkan kendaraan anda serta carilah tempat perlindungan yang terdekat seperti yang telah disebutkan di atas.
·         Jika anda berada di luar ruangan dan jauh dari tempat perlindungan, maka yang anda harus lakukan adalah sebagai berikut:
·         Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat atau sejenisnya sambil tetap melindungi kepala dan leher dengan menggunakan lengan anda
·         Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau sejenisnya. Anda akan lebih aman tiarap pada tempat yang datar dan rendah
·         Jangan pernah melarikan diri dari angin puting beliung dengan menggunakan kendaraan bermobil bila di daerah yang berpenduduk padat atau yang bangunannya banyak. Segera tinggalkan kendaraan anda untuk mencari tempat perlindungan terdekat.
·         Hati hati terhadap benda benda yang diterbangkan angin puting beliung. Hal ini dapat menyebabkan kematian dan cedera serius.

2.2.3 Epidemiologi Kekeringan (Drought)
Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air yang jauh dibawah kebutuhan air baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Kekeringan diklasifikasikan sebagai berikut:
Kekeringan Alamiah
1.      Kekeringan Meteorologis berkaitan dengan tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim.
2.      Kekeringan Hidrologis berkaitan dengan kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah.
3.      Kekeringan Pertanian berhubungan dengan kekurangan kandungan air di dalam tanah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas.
4.      Kekeringan Sosial Ekonomi berkaitan dengan kondisi dimana pasokan komoditi ekonomi kurang dari kebutuhan normal akibat kekeringan meteorologi, hidrologi, dan pertanian.
Kekeringan Antropogenik, adalah Kekeringan yang disebabkan karena ketidak-patuhan pada aturan, ini terjadi karena :
1.      Kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air.
2.      Kerusakan kawasan tangkapan air, sumber-sumber air akibat perbuatan manusia.

2.2.3.1 Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana kekeringan
1.      Penyusunan peraturan pemerintah tentang pengaturan sistem pengiriman data iklim dari daerah ke pusat pengolahan data.
2.      Penyusunan PERDA untuk menetapkan skala prioritas penggunaan air dengan memperhatikan historical right dan azas keadilan.
3.      Pembentukan pokja dan posko kekeringan pada tingkat pusat dan daerah.
4.      Penyediaan anggaran khusus untuk pengembangan/perbaikan jaringan pengamatan iklim pada daerah-daerah rawan kekeringan.
5.      Pengembangan/perbaikan jaringan pengamatan iklim pada daerah-daerah rawan kekeringan
6.      Memberikan sistem reward dan punishment bagi masyarakat yang melakukan upaya konservasi dan rehabilitasi sumber daya air dan hutan/lahan.

2.2.4 Epidemiologi Banjir
   Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.

2.2.4.1 Penyebab Terjadinya Banjir
Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut :  
a)      Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,
b)      Pendangkalan sungai,
c)      Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun gotong royong,
d)     Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,
e)      Pembuatan tanggul yang kurang baik,
f)      Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.

2.2.4.2 Dampak Dari Banjir
Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:
a)      Rusaknya areal pemukiman penduduk,
b)      Sulitnya mendapatkan air bersih, dan
c)      Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.
d)     Rusaknya areal pertanian
e)     Timbulnya penyakit-penyakit
f)      Menghambat transportasi darat

2.2.4.3 Cara Mengantisipasi Banjir
Untuk mengantisipasi bencana banjir banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya adalah :
a)   membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air sehingga menyebabkan terjadinya banjir.
b)   mengeruk sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
c)   membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa) sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
d)   tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi penyerapan air.
e)   tidak menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air, sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap secara langsung oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula dapat menyebabkan tanah longsor.
f)   membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang sungai, tembok-tembok laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak masuk ke dalam daratan.

2.2.4.4 Upaya Penanggulangan Banjir
a)      membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air sehingga menyebabkan terjadinya banjir.
b)      mengeruk sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
c)      membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa) sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
d)     tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi penyerapan air.
e)      tidak menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air, sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap secara langsung oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula dapat menyebabkan tanah longsor.
f)       membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang sungai, tembok-tembok laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak masuk ke dalam daratan.

2.2.5 Epidemiologi Letusan Gunung (Vulcanic Eruption)
Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari dalam bumi
seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar panas, lahar dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung meletus biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan harta benda bisa diminimalisir.

2.2.5.1 Dampak Letusan Gunung Meletus
Dampak Positif Bagi Bisnis dan Perekonomian

Ø  Menambah kesuburan kawasan sekitar merapi, sehingga dapat ditumbuhi banyak pepohonan dan dapat dimanfaatkan untuk pertanian dalam waktu beberapa tahun kedepan.
Ø  Dapat dijadikan objek wisata bagi wisatawan domestic dan wisatawan mancanegara setelah Gunung Merapi meletus.
Ø  Hasil erupsi (pasir) dapat dijadikan mata pencaharian seperti penambangan pasir dan karya seni dari endapan lava yang telah dingin.
Ø  Aktifitas gunung api dapat menghasilkan geothermal atau panas bumi yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Ø  Sisa-sisa aktivitas Gunung Merapi dapat menghasikan bahan-bahan tambang yang berguna dan bernilai tinggi. Seperti belerang, batu pualam dan lain-lain.
Ø  Membangkitkan industry semen dan industry yang berkaitan dengan insfrastuktur bisa bangkit, termasuk bisa menyerap banyak tenaga ahli untuk memulihkan infrastruktur dan sector lainnya di kawasan terkena musibah.
Ø  Terjadinya disribusi keadilan ekonomi, dengan banyaknya sumbangan dari para dermawan.

Dampak Negatif Bagi Bisnis dan Perekonomian

Ø  Merusak pemukiman warga sekitar bencana
Ø  Menyababkan kebakaran hutan (Bencana Merapi)
Ø  Pepohonan dan tumbuhan yang ditanam warga sekitar banyak yang layu, bahkan mati akibat debu vulkanik, begitu juga dengan ternak warga banyak yang mati akibat letusan Gunung Merapi
Ø  Menyebabkan gagal panen
Ø  Matinya infrastruktur
Ø  Terhentinya aktivitas mata pencaharian warga sekitar bencana
Ø  Pemerintah harus mengeluarkan biaya yang tidak terduga untuk memperbaiki infrastruktur yang telah rusak akibat bencana
Ø  Terhentinya industri periwisata, seperti pasar Malioboro dan Candi Borobudur (Bencana Merapi)
Ø  Bandar udara tidak dapat beroperasi atau tidak dapat melakukan penerbangan karena debu vulkanik yang dihasilkan oleh letusan Gunung Merapi dapat menyebabkan mesin pesawat mati
Ø  Mengganggu hubungan komunikasi, jaringan listrik terputus dan aktifitas masyarakat lumpuh.


2.2.5.2 Upaya Penanggulangan Gunung Meletus
Tindakan Kesiapsiagaan Persiapan dalam Menghadapi Letusan Gunung
Langkah kongkrit dalam kesiapsiagaan terhadap letusan Gunung antara lain adalah :

Ø  Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung dan ancaman-ancamannya
Ø  Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman
Ø  Membuat sistem peringatan dini
Ø  Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api
Ø  Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh instansi berwenang
Ø  Membuat perencanaan penanganan bencana Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan
Ø  Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
Ø  Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi

Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Saat Terjadi Letusan Gunung
Tindakan yang dilakukan ketika telah terjadi letusan adalah :

Ø  Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan daerah aliran lahar Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan
Ø  Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas
Ø  Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya
Ø  Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata Jangan memakai lensa kontak
Ø  Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
Ø  Saat turunnya abu gunung usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
BAB III
PENUTUP
2.1  Kesimpulan
Bencana alam (natural disaster) mulai dari banjir, gempa bumi, tanah longsor, dan angin puting beliung letusan gunung berapi merupakan ancaman nyata terhadap kesehatan masyarakat. Dalam mengidentifikasi suatu masalah bencana alam, maka mutlak tersedia data menyangkut luas daerah dan jumlah penduduk yang memiliki risiko terpapar bencana alam. Sehigga salah satu disiplin ilmu yang memiliki banyak peran dalam penanggulangan bencana adalah epidemiologi. Sejak saat itu, studi-studi epidemiologi mengenai bencana alam (disaster epidemiology) mulai berkembang di Indonesia. sementara di Jepang dan Amerika Serikat yang juga kerap dilanda bencana alam, pendekatan sains dalam mengatasi bencana sudah lama berlangsung. Wilayah perhatian epidemiologi bencana adalah invesitigasi wabah, pemetaan masalah kesehatan, dan pencarian solusi untuk peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat di daerah bencana serta para pengungsi.
2.2  Saran
Dengan adanya kejadian bencana alam, menyadarkan kita akan pentingnya menjaga bumi dari segala ancaman bencana alam, non alam, maupun sosial. Dan lebih peka terhadap kejadian yang sedang, belum, dan akan terjadi. Dan diharapkan lebih menjaga bumi kita agar anak cucu kita di masa depan dapat hidup lebih sejahtera.








DAFTAR PUSTAKA
v  Penanggulangan Bencana Letusan Gunungapi Berbasis Masyarakat: Panduan Bagi Masyarakat di Sekitar G. Seulawah Agam, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. (2010) oleh Juniawan Priyono (TDMRC Unsyiah), Sunardi (BPBD Aceh Besar), Fahmi Rahmatna (WVI)
v  http://bnpb.go.id/website BADAN KOORDINASI PENANGGULANGAN BENCANA Di buat: 2 March, 2010, 12:17

v  belajar.kemdiknas.go.id/index3.php?display=view&mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Modul%20Online/SMP/view&id=132&uniq=1060
v  Badan Nasional Penanggulangan Bencana